BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM IMTAQ
A. AQIQAH
1. Iman Kepada Allah
Tujuan dari materi ini adalah:
a. Anak mengenal Allah
b. Anak bersyukur sebagai makhluk ciptaan Allah
c. Ridho Allah sebagai tujuan/cita-cita
d. Kesadaran bahwa kita selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, memotivasikan anak untuk selalu mentaati aturan Allah
2. Iman Kepada Malaikat
Tujuan dari materi mengenal malaikat adalah kesadaran anak bahwa dimanapun kita berada, kapanpun waktunya (saat kita sendiri, saat banyak orang, saat sedih, saat gembira), ada malaikat yang mengawasi dan mencatat semua amal baik dan buruk. Kesadaran akan adanya “waskat” ini akan memotivasi siswa untuk bersikap/berbuat baik dan menghindari sikap/perbuatan yang buruk.
3. Iman Kepada Kitab Allah (Al-Qur’an)
Tujuan dari materi ini adalah:
a. Anak mengenal Al-Qur’an
b. Anak terbiasa “dekat” dengan Al-Qur’an
c. Anak termotivasi untuk senantiasa mempelajari Al-Qur’an (membaca, menghafal, memahami maknanya)
4. Iman Kepada Rasul Allah
Tujuan dari materi ini adalah:
a. Anak mencintai Rasul Allah
b. Anak meneladani Rasul Allah
c. Keyakinan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul Utusan Allah yang terakhir.
5. Iman Kepada Hari Akhir
Tujuan dari penyampaian materi Iman Kepada Hari Akhir adalah:
a. Kesadaran/keyakinan bahwa setiap kebaikan dan keburukan pasti ada balasan di sisi Allah, memotivasi anak untuk banyk-banyak beramal sholih dan menjauhi sfat serta selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku yang tidak baik.
b. Keyakinan akan adanya surga dan neraka selalu ditekankan untuk memotivasi anak agar selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku yang tidak baik.
6. Iman Kepada Ketetapan Allah
Tujuan dari materi tersebut adalah:
a. Terbentuknya sifat Qona’ah (menerima apa adanya) atas kondisi diri kita masing-masing, sehingga anak tidak merasa minder, malu dan rendah hati serta tidak sombong dan tinggi hati atas kelebihan yang dimiliki.
b. Membentuk sifat tawakal/pasrah kepada Allah setelah berusaha keras
B. ADAB DAN AKHLAK
Materi adab dan akhlak ditanamkan dengan cara:
a. Pembiasaan/Penerapan
Siswa dibiasakan melakukan adab dan akhlak yang baik serta dijauhkan dari adab dan akhlak yang buruk.
b. Teladan (Uswatun Khasanah)
Guru sebagai figur uswah/teladan harus senantiasa menampakkan akhlak yang baik.
c. Cerita baik berupa kisah nyata maupun cerita fiksi.
Tujuan dari pembelajaran adab dan akhlak adalah:
a. Anak yang mampu membedakan akhlak yang baik (akhlak mahmudah) dan akhlak yang buruk (akhlak mazmumah).
b. Anak dibiasakan bersikap dan berperilaku positif serta dijauhkan dari sikap dan perilaku negatif.
C. SHIROH
Pada materi shiroh anak diajak meneladani Rasulullah, para sahabat dan orang-orang sholih dengan menyampaikan kisah-kisah teladan.
Tujuan dari pengajaran shiroh adalah agar anak mempunyai idola yang pantas untuk dicintai dan diteladani.
D. TAHFIDZUL QUR’AN
Surat dan ayat-ayat Al Qur’an yang harus dihafal oleh siswa TKIT Az Zahra meliputi:
1. QS. Al-Fatihah 10. QS. Al-Quraisy
2. QS. An-Naas 11. QS. Al-Fiil
3. QS. Al-Falaq 12. QS. Al-Humazah
4. QS. Al-Ikhlas 13. QS. Al-‘Ashr
5. QS. Al-Lahab 14. QS. At-Takasur
6. QS. An-Nashr 15. QS. Al-Qoriah
7. QS. Al-Kafirun 16. QS. Al-‘Adiyat
8. QS. Al-Kautsar 17. QS. Al-Zalzalah
9. QS. Al-Ma’un 18. QS. Al-Bayyinah
Pengajaran tahfidz tersebut dilaksanakan dengan metode:
1. Pengajaran Klasikal
a. Guru membaca semua ayat dalam surat yang diajarkan.
b. Guru menceritakan kandungan ayat dalam surat tersebut.
c. Guru melafalkan penggalan ayat demi ayat QS dan siswa mendengarkan kemudian menirukan.
2. Muraja’ah
a. Setiap hari diadakan muraja’ah, yakni mengulang kembali surat atau ayat yang sudah dihafal secara bersama-sama.
b. Muraja’ah juga dilaksanakan pada sholat berjama’ah (pada ra’kaat pertama dan kedua).
E. HADIST
Pengajaran hadist di TKIT Az-Zahra menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Pengajian Secara Klasikal
a. Guru membacakan hadist secara utuh (keseluruhan).
b. Guru mengulas isi hadist tersebut dengan memberikan penjelasan dan ilustrasi secukupnya. Tujuannya adalah memotivasi anak mengamalkan hadist tersebut.
c. Hadist tersebut dihafal bersama (dengan cara memenggal bagian per bagian, baru keseluruhan).
d. Dihafal artinya.
2. Teguran Langsung
a. Guru menegur/mengingatkan siswa secara langsung (pada saat menemui suatu kasus) dengan menggunakan hadist yang berkaitan dengan kasus tersebut. Misal: ketika seorang anak membuang sampah sembarangan, guru mengingatkan dengan melafaladzan hadist kebersihan berikut artinya.
b. Seorang anak diminta mengingatkan temannya dengan hadist tertentu ketika menemui suatu kasus.
Misal: seorang anak melaporkan temannya nakal. Maka anak tersebut diminta mengingatkan dengan hadist kasih sayang.
3. Quis
Untuk mengingatkan hadist yang telah dihafal, maka guru mengadakan quis hafalan hadist. Quis ini bisa dilaksanakan setiap saat. Misal pada giliran mengambil snack/makan siang dan giliran masuk atau keluar kelas.
Adapun Hadits yang diajarkan meliputi:
a. Hadits Kasih Sayang
“Barang siapa tidak menyayangi tidak akan disayangi” (HR.Muslim)
b. Hadits Jangan Suka Marah
“Janganlah kamu suka marah, maka bagimu surga” (HR. Thabrani)
c. Hadits Senyum itu Shadaqah
“Senyumlah dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (HR. Tirmidzi)
d. Hadits Menutup Aurat
“Sesungguhnya kita dilarang menampakkan aurat kita” (HR.Al-Hakim)
e. Hadits Menyebarkan Salam
“Sebarkanlah salam diantara kamu” (HR. Muslim)
f. Hadits Kebersihan
“Kebersihan itu sebagian dari iman” (HR.Muslim)
g. Hadits Wajib menuntut Ilmu
“Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim” (HR. Muslim).
h. Hadits Berbuat Baik
“Setiap kebaikan adalah shodaqoh (HR. Muslim)
i. Hadits Larangan Mencela
“Seorang muikmin itu tidak menghina, mengumpat, berkata dan berbuat keji” (HR. Abu Naim)
j. Hadits Peminta
“Artinya Allah tidak suka orang yang meminta dengan memaksa.” (HR. Abu Na’im)
k. Hadits Keutamaan Do’a
“Do’a itu adalah ibadah” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
l. Hadits Surga dibawah Telapak Kaki Ibu
“Surga itu di bawah telapak kaki ibu”
m. Hadits Berkata Baik
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam” (HR. Bukhari-Muslim)
n. Hadits Malu itu Akhlak Islam
“Sesungguhnya rasa malu sebagian dari akhlaq Islam”.
o. Hadits Menjaga Lisan
“Kesalahan anak adam yang terbantak adalah lisannya”. (HR. Al-Haakim)
p. Hadits Sesama Muslim Bersaudara
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain” (HR. Muslim).
q. Hadits Taubat
“Orang yang telah bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak bertaubat”.
r. Hadits Sabar
“Orang kuat bukanlah karena menang gulat, tetapi orang kuat adalah oaring yang dapat menahan diri diwaktu marah.” (HR.Ahmad bin Baihaqi).
s. Hadits Mahir (Pintar) Membaca Al-Qur’an
“Orang yang pintar membaca Al-Qur’an akan tinggal bersama Jibril”. (HR. Bukhori-Muslim)
t. Hadits Memula Pekerjaan (Dengan Basmalah)
“Setiap pekerjaan itu dimulai dengan Bismillah. Jika tidak ingin hilang barokahnya”.
u. Hadits Sholat Tepat Waktu
“Kerjakanlah sholat pada waktunya” (HR. Nasai dan Ibnu Siban).
F. SHALAT
Pengajaran shalat di TKIT menggunakan metode “Learning by doing” yakni dengan langsung praktek mengerjakan shalat. Setiap hari anak melaksanakan shalat dalam pengawasan guru dan dituntun untuk melakukan gerakan shalat secara benar. Kemudian shalat secara berjamaah dengan salah seorang siswa sebagai imam dan yang lain sebagai makmum. Bacaan shalat secara bertahap diajarkan selama satu semester. Sehingga selama semester 1 anak mengerjakan shalat dengan bacaan secara bertahap. Semua bacaan shalat dibaca bersama dengan suara keras.
Adapun bacaan shalat yang dipraktekkan di TKIT Az-Zahra adalah sebagai berikut:
1. Takbiratul Ikhram
2. Do’a Iftitah
3. Ta’awudZ
4. Surat Alfatihah
5. Do’a Ruku
6. Do’a I’tidal
7. Do’a Sujud
8. Duduk diantara Sujud
9. Bacaan Tasyahud
10. Bacaan shalawat
11. Do’a setelah Tasyahud
12. Bacaan Salam
Catatan:
Bacaan surat pendek/ayat pilhan, pada raka’at pertama adalah bacaan surat/ayat yang sedang/baru dihafal, sedang pada rakaat 2 dibaca surat/ayat yang sudah dihafal sebelumnya. Atau bisa juga sebaliknya surat yang pernah dihafal dibaca pada raka’at pertama, surat/hafalan ayat yang baru, dibaca pada raka’at ke 2.
G. DZIKIR DAN DO’A
Pembelajaran dzikir dan do’a ini dilaksanakan setiap hari seacara aplikatif sehingga diharapkan anak tetap terjaga dalam kegiatannya dengan nilai-nilai agama, dan diharapkan anak akan selalu teringat dan menggunakan do’a tersebut dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Adapun dzikir dan do’a yang diterapkan meliputi:
1. Do’a Kebaikan Dunia Akhirat
“Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”
2. Do’a untuk Kedua Orang TuA
“Ya Allah, ampunilah diriku juga orang tuaku dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku di waktu kecil”.
3. Do’a Sebelum Makan
“Ya Allah, berkahilah rizki yang Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka”
4. Do’a Sesudah Makan
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makanan dan minum serta menjadikan kami muslim”.
5. Do’a Sebelum Tidur
“Dengan nama Allah aku hidup dan aku mati”.
6. Do’a Bangun Tidur
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, kepada-Nya kami akan kembali”.
7. Do’a Berpergian
“Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain karena Allah”
8. Do’a Naik Kendaraan
“Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebenarnya tidak mampu menguasainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah”.
9. Do’a Penutup Majelis
“Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji kepada-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Allah kecuali Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu”.
10. Do’a Masuk Kamar mandi/WC
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekejian dan keburukan”.
11. Do’a Keluar Kamar Mandi/WC
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dariku dan menjadikan aku sehat”.
12. Do’a Sesudah Wudhu
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Allah selain Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya”.
13. Do’a Masuk Masjid
“Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu”.
14. Do’a Keluar Masjid
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu”.
15. Do’a Sesudah Adzan
“Ya Allah, yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan shalat yang ditegakkan ini, berkahilah dan limpahkanlah kepadanya tempat yang terpuji yang Engkau janjikan”.
16. Do’a Mendengar Petir
“Maha Suci Allah, petir dan malaikat bertasbih memuji-Nya karena tunduk kepada-Nya”.
17. Do’a Ketika Turun Hujan
“Ya Allah, semoga hujan ini bermanfaat”.
18. Do’a Berpakaian
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikanya dan kebaikan yang ada padanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada padanya”.
19. Do’a Melepas Pakaian
“Dengan nama Allah yang tidak ada Allah selain Dia”.
20. Do’a Bercermin
“Ya Allah, Engkau telah memperbagus rupaku, maka baguskanlah akhlaqu”.
21. Do’a Berbuka Puasa
“Ya Allah, kepada-Mu lah aku berpuasa, dan kepada-Mu lah aku beriman, dan atas rizqi-Mu lah aku berbuka”.
“Hilangkanlah hausnya, dan basahlah kerongkongannya serta tetaplah pahalanya, insya Allah”.
22. Do’a Ditimpa Kesusahan (Musibah)
“Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kembali pada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala dalam musibahku ini dan berilah pengganti yang lebih baik”.
23. Do’a Menjenguk Orang Sakit
“Ya Allah, hilangkalah kesengsaraan Ya Rab manusia, berilah kesembuhan dan Engkau adalah pemberi kesembuhan tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”.
24. Do’a Ketika Bersin
“Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga pula merupakan kebaikan yang utama”.
H. ASMA’UL HUSNA
Sabtu, 16 Juli 2011
Panduan Untuk Guru dan Orang Tua TK/KB IT Az-Zahra Bagian 1
BAB I
DESKRIPSI TKIT AZ-ZAHRA
A. VISI DAN MISI
Visi
Terwujudnya generasi islam yang kreatif, cerdas, mandiri dan berakhlak mulia. Misi
1. Terlibat aktif dalam organisasi pengelola Pendidikan Anak Usia Dini/Pra sekolah.
2. Bersikap pro aktif dalam menterjemahkan kebutuhan masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini/Pra sekolah.
3. Meningkatkan kualitas SDM menuju pelayanan pendidikan yang lebih professional.
4. Senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah Rosul
B. PRINSIP-PRINSIP TKIT
1. Mengembangkan kemampuan anak secara alamiyah, sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Berusaha membuat anak merasa bebas, aman secara psikologis, sehingga anak senang belajar di sekolah.
3. Menggalang kerja sama antara sekolah dan masyarakat.
4. Senantiasa terbuka terhadap hal-hal yang mendukung pendidikan anak.
5. Berusaha mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan yang menunjang perkembangan anak.
C. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM TERPADU
1. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu
Pendidikan Islam Terpadu adalah proses pendidikan yang menekankan pada keterpaduan nilai-nilai Islam secara stimulan, komprehensif dan menyeluruh
2. Tujuan Pendidikan Islam Terpadu
Tujuan Pendidikan Islam Terpadu adalah sebagai berikut, yaitu:
- Membentuk manusia yang kokoh dan lurus aqidahnya,
- Membentuk manusia yang benar dan bersemangat dalam ibadahnya.
- Membentuk manusia yang mulia serta mantap akhlaknya.
- Membentuk manusia yang sehat dan kuat badannya.
- Membentuk manusia yang disiplin dan mandiri dalam hidupnya.
- Membentuk manusia yang bermanfaat bagi semua.
3. Program Pendidikan
Program pendidikan yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
- Pengembangan kemampuan dasar (sikap perilaku, berbahasa, kognitif, fisik, motorik dan Seni).
- Tahfidzul Qur’an (Surat pendek)
- Tahfidzul Hadits.
- Iqro’
- Akhlak anak shaleh
- Shalat berjamaah
- Renang
- Pesantren Ramadlan
- Study tour ( 2 th sekali )
- Jumpa Tokoh
- Manasik Haji ( 2 th sekali )
- Program pengenalan lingkungan
- Pengenalan dasar-dasar komunikasi dengan bahasa Jawa, Arab, Inggris
- Persiapan Calistung
- Pemutaran CD dan pengenalan komputer untuk anak
- Out Bond Kinds
4. Waktu pembelajaran
07.30 – 08.00 Membaca/Iqro’
08.00 – 09.30 Kegiatan Inti
09.30 – 11.30 Makan snack dan bermain bebas
10.30 – 11.30 Kegiatan Pengenalan Calistung
11.30 – 12.00 Wudhu + latihan Sholat
12.00 – 12.30 Makan siang
12.30 – 13.00 Gosok gigi + ganti baju
13.00 – 13.30 Istirahat
13.30 – 14.00 Penutup (evaluasi + cerita)
5. Hasil Akhir Pendidikan yang Akan Dicapai
a. Anak mengenal diri dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Allah
b. Anak mengagumi ciptaan Allah yang menimbulkan rasa syukur
c. Anak dapat melakukan shalat, do’a harian, mengenal kalimat-kalimat thoyibah, hafal hadits-hadits pendek.
d. Mengenal huruf Al-Qur’an dan latin
e. Memiliki akhlakul karimah, jasmani yang kuat dan mandiri
6. Komponen-komponen Pendidikan
a. Yayasan
TKIT Az-Zahra didirikan oleh Yayasan Bina Insani Kebumen yang berlokasi di Jalan Raya Soka Pejagoan. Struktur organisasi TKIT Az-Zahra adalah sebagai berikut:
Penasehat Yayasan : Yunus Anis
Ketua Yayasan : Dra. Sri Winarti, MH.
Bidang Pendidikan : Muhyani, Amd.
Kepala TKIT : Siti Khubriyati S.Ag
Dewan Guru :
1. Nunik Purwaningsih
2. Idah Susanti
3. Slamet Kurniasih
4. Tri Kustiyawati
5. Sri Nurantiningsih
b. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik di TKIT Az-Zahra di panggil sebutan Ustadzah, mereka adalah figure teladan di sekolah yang tidak sekedar “bekerja”, mereka adalah para dai’yah yang bekerja secara ikhlas dan professional.
c. Siswa
Siswa Sekolah Islam Terpadu sedapat mungkin dipilih yang memiliki motivasi dan kesiapan sekolah, baik secara emosional maupun fisik. Dukungan, dorongan dan peran keluarga tidak “sekedar menyekolahkan” tetapi benar-benar siap bekerja sama secara optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
d. Paguyuban Wali Siswa
TKIT senantiasa menjalin silaturrahmi dan memperluas wawasan ukhuwah baik dengan wali murid,masyarakat maupun lembaga-lembaga lain.Silaturrahmi antar wali murid dalam kelas diwadahi oleh Paguyuban Wali Siswa.
e. Kerjasama dengan Lembaga Lain
Kerjasama antar lembaga juga kita jalin antara lain dalam bentuk kegiatan:
- Manasik Haji bersama
- Studi banding dan observasi
- BMT Bina Insani
- Outdoor ke tempat-tempat industri
f. Sarana Prasarana
Sarana Prasarana yang tersedia meliputi:
- Ruang kelas dengan jumlah 3 kelas.
- Arena bermain yang memungkinkan semua anak untuk bermain sambil belajar.
- Alat permainan (dalam dan luar) yang menumbuhkan kreativitas anak.
7. Tata tertib Sekolah
a. Siswa datang ke sekolah tepat waktu (sebelum jam 07.30)
b. Siswa ke sekolah dengan pakaian lengkap dan rapi: memakai seragam sesuai harinya, berbusana muslim/muslimah pada saat berpakaian bebas, bersepatu.
c. Membawa:
- Gelas air minum
- Sandal
- Sikat gigi dan odol
- Baju ganti
ditinggal di sekolah
d. Siswa setiap hari Jum’at dibawakan uang infaq, sebagai salah satu pembiasaan beramal shaleh.
e. Siswa tidak diperkenankan memakai perhiasan yang menyolok atau berlebihan seperti gelang, cincin, kalung dan lain sebagainya.
f. Siswa tidak membawa uang jajan atau jajanan yang kurang sehat (seperti chiki,permen anak mas, dan sebagainya) karena akan mendapat kue/snack dari sekolah.
g. Siswa tidak membawa permainan atau peralatan atau benda yang membahayakan dari rumah.
h. Siswa tidak membawa pulang peralatan atau permainan yang disediakan di sekolah, kecuali atas izin guru.
i. Sedapat mungkin orang tua tidak menemani/menunggu anak di dalam kelas atau di sekolah kecuali 2 (dua) minggu pertama sekolah atau bila ada kasus tertentu atas izin guru.
j. Orang tua/penjemput harus menjemput tepat waktu pulang (pukul 14.00 WIB). Bila akan terlambat menjemput harus memberitahu sebelumnya kepada guru piket.
k. Siswa dibiasakan untuk berakhlaq Islami dalam pergaulan terhadap teman/guru/orang tua dan lain sebagainya, baik di sekolah maupun di rumah.
8. Perlengkapan Anak
a. Pakaian
Disamping pakaian seragam yang dipaki dari rumah, setiap hari anak dibawakan satu ganti yang bersih dan menutup aurat (bagi siswa laki-laki tidak diperkenankan memakai celana pendek).
Anak tidak diperkenankan memakai perhiasan yang berlebihan seperti gelang/kalung emas. Siswa berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepatu, sedangkan ssandal ditinggal di sekolah.
b. Perlengkapan Ibadah
Setiap hari anak melaksanakan jama’ah shalat Dhuhur di sekolah, oleh karena itu bagi siswa putri mohon dibawakan mukena/kaos kaki, sedangkan siswa laki-laki cukup memakai celana panjang saja.
c. Tabungan
Guna menanamkan kebiasaan menabung, siswa dianjurkan untuk menabung yang jumlahnya tidak ditentukan. Tabungan ini dapat dipergunakan untuk membayar sekolah atau bisa diambil pada akhir tahun pelajaran.
d. Infaq
Guna menanamkan kebiasaan berinfaq siswa dianjurkan untuk membawa uang infaq pada setiap hari Jum’at. Guru diharapkan menyediakan sarana tempat/wadah infaq dan selalu memotivasi anak serta memberikan penjelasan tentang manfaat infaq.
e. Buku Iqro’
Siswa TKIT mulai diperkenalkan Al-Qur’an sejak dini dibiasakan untuk belajar membaca Al-Qur’an. Setiap hari siswa diajarkan membaca Al-Qur’an secara privat (sesuai kemampuan siswa). Kegiatan tersebut akan dilaporkan oleh guru dengan menuliskannya di dalam buku penghubung sehingga orang tua di rumah bisa mengulang.
f. Buku Penghubung
Buku penghubung adalah sarana komunikasi sekolah dengan orang tua. Buku ini bisa digunakan untuk mencatat informasi baik berupa kegiatan siswa di sekolah, keadaan siswa atau kasus yang dihadapi siswa serta informasi mengenai pelajaran baru atau pengumuman-pengumuman. Oleh karena itu buku ini harus dibawakan setiap hari dan harus selalu dibuka orang tua setiap anak pulang sekolah, bubuhkan tanda tangan jika anda sudah membuka buku ini dan membacanya.
Didalam buku penghubung ini juga disediakan kolom untuk orang tua. Kolom ini bisa diisi oleh orang tua untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi anak di rumah, kasus yang dihadapi, kritik maupun saran untuk guru atau sekolah serta informasi lain dari orang tua. Oleh karena itu guru diharapkan membuka buku ini setiap hari dan memberikan tanda tangan.
Buku penghubung disediakan oleh sekolah pada setiap semester. Jika buku ini hilang sekolah menyediakan ganti, orang tua membayar ongkos cetak.
9. Makan dan Minum
- Bagi siswa siswi yang memesan catering,makan siang disediakan oleh sekolah
- Selain makan siang sekolah juga menyediakan snack yang bervariasi, sehingga anak tidak diperkenankan membawa jajan dari luar. Untuk minum anak dianjurkan membawa juga dari rumah karena persediaan dari sekolah terbatas.
DESKRIPSI TKIT AZ-ZAHRA
A. VISI DAN MISI
Visi
Terwujudnya generasi islam yang kreatif, cerdas, mandiri dan berakhlak mulia. Misi
1. Terlibat aktif dalam organisasi pengelola Pendidikan Anak Usia Dini/Pra sekolah.
2. Bersikap pro aktif dalam menterjemahkan kebutuhan masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini/Pra sekolah.
3. Meningkatkan kualitas SDM menuju pelayanan pendidikan yang lebih professional.
4. Senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah Rosul
B. PRINSIP-PRINSIP TKIT
1. Mengembangkan kemampuan anak secara alamiyah, sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Berusaha membuat anak merasa bebas, aman secara psikologis, sehingga anak senang belajar di sekolah.
3. Menggalang kerja sama antara sekolah dan masyarakat.
4. Senantiasa terbuka terhadap hal-hal yang mendukung pendidikan anak.
5. Berusaha mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan yang menunjang perkembangan anak.
C. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM TERPADU
1. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu
Pendidikan Islam Terpadu adalah proses pendidikan yang menekankan pada keterpaduan nilai-nilai Islam secara stimulan, komprehensif dan menyeluruh
2. Tujuan Pendidikan Islam Terpadu
Tujuan Pendidikan Islam Terpadu adalah sebagai berikut, yaitu:
- Membentuk manusia yang kokoh dan lurus aqidahnya,
- Membentuk manusia yang benar dan bersemangat dalam ibadahnya.
- Membentuk manusia yang mulia serta mantap akhlaknya.
- Membentuk manusia yang sehat dan kuat badannya.
- Membentuk manusia yang disiplin dan mandiri dalam hidupnya.
- Membentuk manusia yang bermanfaat bagi semua.
3. Program Pendidikan
Program pendidikan yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
- Pengembangan kemampuan dasar (sikap perilaku, berbahasa, kognitif, fisik, motorik dan Seni).
- Tahfidzul Qur’an (Surat pendek)
- Tahfidzul Hadits.
- Iqro’
- Akhlak anak shaleh
- Shalat berjamaah
- Renang
- Pesantren Ramadlan
- Study tour ( 2 th sekali )
- Jumpa Tokoh
- Manasik Haji ( 2 th sekali )
- Program pengenalan lingkungan
- Pengenalan dasar-dasar komunikasi dengan bahasa Jawa, Arab, Inggris
- Persiapan Calistung
- Pemutaran CD dan pengenalan komputer untuk anak
- Out Bond Kinds
4. Waktu pembelajaran
07.30 – 08.00 Membaca/Iqro’
08.00 – 09.30 Kegiatan Inti
09.30 – 11.30 Makan snack dan bermain bebas
10.30 – 11.30 Kegiatan Pengenalan Calistung
11.30 – 12.00 Wudhu + latihan Sholat
12.00 – 12.30 Makan siang
12.30 – 13.00 Gosok gigi + ganti baju
13.00 – 13.30 Istirahat
13.30 – 14.00 Penutup (evaluasi + cerita)
5. Hasil Akhir Pendidikan yang Akan Dicapai
a. Anak mengenal diri dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Allah
b. Anak mengagumi ciptaan Allah yang menimbulkan rasa syukur
c. Anak dapat melakukan shalat, do’a harian, mengenal kalimat-kalimat thoyibah, hafal hadits-hadits pendek.
d. Mengenal huruf Al-Qur’an dan latin
e. Memiliki akhlakul karimah, jasmani yang kuat dan mandiri
6. Komponen-komponen Pendidikan
a. Yayasan
TKIT Az-Zahra didirikan oleh Yayasan Bina Insani Kebumen yang berlokasi di Jalan Raya Soka Pejagoan. Struktur organisasi TKIT Az-Zahra adalah sebagai berikut:
Penasehat Yayasan : Yunus Anis
Ketua Yayasan : Dra. Sri Winarti, MH.
Bidang Pendidikan : Muhyani, Amd.
Kepala TKIT : Siti Khubriyati S.Ag
Dewan Guru :
1. Nunik Purwaningsih
2. Idah Susanti
3. Slamet Kurniasih
4. Tri Kustiyawati
5. Sri Nurantiningsih
b. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik di TKIT Az-Zahra di panggil sebutan Ustadzah, mereka adalah figure teladan di sekolah yang tidak sekedar “bekerja”, mereka adalah para dai’yah yang bekerja secara ikhlas dan professional.
c. Siswa
Siswa Sekolah Islam Terpadu sedapat mungkin dipilih yang memiliki motivasi dan kesiapan sekolah, baik secara emosional maupun fisik. Dukungan, dorongan dan peran keluarga tidak “sekedar menyekolahkan” tetapi benar-benar siap bekerja sama secara optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
d. Paguyuban Wali Siswa
TKIT senantiasa menjalin silaturrahmi dan memperluas wawasan ukhuwah baik dengan wali murid,masyarakat maupun lembaga-lembaga lain.Silaturrahmi antar wali murid dalam kelas diwadahi oleh Paguyuban Wali Siswa.
e. Kerjasama dengan Lembaga Lain
Kerjasama antar lembaga juga kita jalin antara lain dalam bentuk kegiatan:
- Manasik Haji bersama
- Studi banding dan observasi
- BMT Bina Insani
- Outdoor ke tempat-tempat industri
f. Sarana Prasarana
Sarana Prasarana yang tersedia meliputi:
- Ruang kelas dengan jumlah 3 kelas.
- Arena bermain yang memungkinkan semua anak untuk bermain sambil belajar.
- Alat permainan (dalam dan luar) yang menumbuhkan kreativitas anak.
7. Tata tertib Sekolah
a. Siswa datang ke sekolah tepat waktu (sebelum jam 07.30)
b. Siswa ke sekolah dengan pakaian lengkap dan rapi: memakai seragam sesuai harinya, berbusana muslim/muslimah pada saat berpakaian bebas, bersepatu.
c. Membawa:
- Gelas air minum
- Sandal
- Sikat gigi dan odol
- Baju ganti
ditinggal di sekolah
d. Siswa setiap hari Jum’at dibawakan uang infaq, sebagai salah satu pembiasaan beramal shaleh.
e. Siswa tidak diperkenankan memakai perhiasan yang menyolok atau berlebihan seperti gelang, cincin, kalung dan lain sebagainya.
f. Siswa tidak membawa uang jajan atau jajanan yang kurang sehat (seperti chiki,permen anak mas, dan sebagainya) karena akan mendapat kue/snack dari sekolah.
g. Siswa tidak membawa permainan atau peralatan atau benda yang membahayakan dari rumah.
h. Siswa tidak membawa pulang peralatan atau permainan yang disediakan di sekolah, kecuali atas izin guru.
i. Sedapat mungkin orang tua tidak menemani/menunggu anak di dalam kelas atau di sekolah kecuali 2 (dua) minggu pertama sekolah atau bila ada kasus tertentu atas izin guru.
j. Orang tua/penjemput harus menjemput tepat waktu pulang (pukul 14.00 WIB). Bila akan terlambat menjemput harus memberitahu sebelumnya kepada guru piket.
k. Siswa dibiasakan untuk berakhlaq Islami dalam pergaulan terhadap teman/guru/orang tua dan lain sebagainya, baik di sekolah maupun di rumah.
8. Perlengkapan Anak
a. Pakaian
Disamping pakaian seragam yang dipaki dari rumah, setiap hari anak dibawakan satu ganti yang bersih dan menutup aurat (bagi siswa laki-laki tidak diperkenankan memakai celana pendek).
Anak tidak diperkenankan memakai perhiasan yang berlebihan seperti gelang/kalung emas. Siswa berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepatu, sedangkan ssandal ditinggal di sekolah.
b. Perlengkapan Ibadah
Setiap hari anak melaksanakan jama’ah shalat Dhuhur di sekolah, oleh karena itu bagi siswa putri mohon dibawakan mukena/kaos kaki, sedangkan siswa laki-laki cukup memakai celana panjang saja.
c. Tabungan
Guna menanamkan kebiasaan menabung, siswa dianjurkan untuk menabung yang jumlahnya tidak ditentukan. Tabungan ini dapat dipergunakan untuk membayar sekolah atau bisa diambil pada akhir tahun pelajaran.
d. Infaq
Guna menanamkan kebiasaan berinfaq siswa dianjurkan untuk membawa uang infaq pada setiap hari Jum’at. Guru diharapkan menyediakan sarana tempat/wadah infaq dan selalu memotivasi anak serta memberikan penjelasan tentang manfaat infaq.
e. Buku Iqro’
Siswa TKIT mulai diperkenalkan Al-Qur’an sejak dini dibiasakan untuk belajar membaca Al-Qur’an. Setiap hari siswa diajarkan membaca Al-Qur’an secara privat (sesuai kemampuan siswa). Kegiatan tersebut akan dilaporkan oleh guru dengan menuliskannya di dalam buku penghubung sehingga orang tua di rumah bisa mengulang.
f. Buku Penghubung
Buku penghubung adalah sarana komunikasi sekolah dengan orang tua. Buku ini bisa digunakan untuk mencatat informasi baik berupa kegiatan siswa di sekolah, keadaan siswa atau kasus yang dihadapi siswa serta informasi mengenai pelajaran baru atau pengumuman-pengumuman. Oleh karena itu buku ini harus dibawakan setiap hari dan harus selalu dibuka orang tua setiap anak pulang sekolah, bubuhkan tanda tangan jika anda sudah membuka buku ini dan membacanya.
Didalam buku penghubung ini juga disediakan kolom untuk orang tua. Kolom ini bisa diisi oleh orang tua untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi anak di rumah, kasus yang dihadapi, kritik maupun saran untuk guru atau sekolah serta informasi lain dari orang tua. Oleh karena itu guru diharapkan membuka buku ini setiap hari dan memberikan tanda tangan.
Buku penghubung disediakan oleh sekolah pada setiap semester. Jika buku ini hilang sekolah menyediakan ganti, orang tua membayar ongkos cetak.
9. Makan dan Minum
- Bagi siswa siswi yang memesan catering,makan siang disediakan oleh sekolah
- Selain makan siang sekolah juga menyediakan snack yang bervariasi, sehingga anak tidak diperkenankan membawa jajan dari luar. Untuk minum anak dianjurkan membawa juga dari rumah karena persediaan dari sekolah terbatas.
Kamis, 14 Juli 2011
Ragam Metode Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran, Menurut Usman ( 2000 : 4 ) “ … proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama.
Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000,194)Macam-macam Metode Pembelajaran :
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.
5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.
6. METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
7. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
9. COOPERTIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
11. JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
12. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
13. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
14. MAKE – A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
15. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
16. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
17. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
18. TEBAK KATA
Media :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
19. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya………….?
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
20. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
———-
Sumber :
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2000.
Sagala, H.Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta, 2006.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya, 2000.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 1989.
________, ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt
Sumber
http://muhfida.com/
Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000,194)Macam-macam Metode Pembelajaran :
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.
5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.
6. METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
7. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
9. COOPERTIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
11. JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
12. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
13. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
14. MAKE – A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
15. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
16. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
17. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
18. TEBAK KATA
Media :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
19. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya………….?
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
20. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
———-
Sumber :
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2000.
Sagala, H.Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta, 2006.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya, 2000.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 1989.
________, ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt
Sumber
http://muhfida.com/
Rabu, 13 Juli 2011
Pendidikan Anak ketika Dalam Kandungan
Pendidikan seorang anak telah dapat dilakukan ketika sang bayi masih di dalam kandungan.
Seorang ibu yang sedang mengandung mempunyai banyak pahala kebaikan seperti dikabarkan dalam sebuah hadis berikut ini. Nabi SAW bersabda:
"Apakah redha, hai golongan wanita, bahwasanya seorang wanita yang sedang hamil dari suaminya, yang telah dinikahi dengan halal (menurut syariat Islam), Allah membenkan pahala kepadanya sebagaimana pahala orang berjihad fisabilillah. Apabila ia merasa sakit untuk melahirkan anaknya maka ia mendapat pahala yang banyak sekali sehingga manusia tidak mengerti seberapa banyaknya pahala itu. Apabila telah lahir lalu disusui, bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya Allah memberi dia pahala satu kebaikan. Apabila si ibu semalaman tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberi pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah."
(Riwayat Al Hassan bin Safwan, Thabrani Jan Ibnu As Sahir dan Salamah yang menyusukan Sayidina Ibrahim putera daripada Rasulullah).
Namun demikian sebagian besar ibu yang mengandung mudah hilang kesabaran karena merasa tidak nyaman. Jauhilah sifat pemarah, merajuk dan sebagainya agar anak yang dilahirkan jiwanya kuat dengan kebaikan.
Jaga adab-adab, contohnya jangan makan sambil berjalan, durhaka kepada suami dan lain-lain, karena akhlak ibu yang mengandung akan mempengaruhi watak dan akhlak anak dalam kandungannya.
Dilarang menyakiti atau menyiksa binatang, dikuatirkan balasan Allah ditimpakan kepada anak yang dikandung.
Pergaulan suami isteri hendaklah beradab
Pendidikan anak-anak berawal sebelum ayah dan ibu menikah. Sebab itulah sangat penting pemilihan jodoh dan juga majlis akad nikah harus dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam.
Janin yang sedang tumbuh besar lebih-lebih setelah kandungan berusia enam bulan adalah makhluk yang pandai dan memiliki berbagai kemampuan diantaranya:
Janin dapat melihat, mendengar dan belajar di dalam kandungan.
Perasaan gelisah, resah, yang sukar diatasi sudah memberi pengaruh buruk kepada pribadi bayi sebelum lahir. Sebaliknya perasaan seperti riang gembira dan pengharapan memberi satu masukan positif dalam perkembangan emosi bagi bayi.
Perasaan bapak (suami) kepada ibu (isteri) dan anak yang dikandungnya juga adalah faktor terpenting yang menjamin keberhasilan dan kesempurnaan pertumbuhan bayi dalam rahim.
Berdasarkan sensitifnya perasaan janin itu, para ibu bapak perlulah:
Mementingkan soal-soal kebaikan dan dalam waktu yang sama menjauhi keburukan.
Yang paling utama, si ibu hendaklah selalu bersangka baik dengan Allah. Untuk itu berdoalah kepada Allah agar anak yang sedang dikandung itu menjadi anak soleh, berilmu, beriman dan bertaqwa
Perbanyak membaca Al Quran dan menghayati isinya terutama Surah At Taubah, Surah Maryam, Surah Yusuf dan Surah Luqman
Surah-surah itu sebaik-baiknya dibaca di waktu setelah shalat Subuh dan sebelum tidur
Bacalah di samping mengharapkan anak yang dikandung itu selamat dan mudah dilahirkan.
Membaca dan menghayati kisah-kisah orang soleh zaman dahulu.
Secara ringkas, seorang ibu yang sedang mengandung itu hendaklah menjaga:
Penglihatan
Pendengaran
Percakapan
Makan minum
Sikap
Sumber
http://pendidikan-anak.org
Seorang ibu yang sedang mengandung mempunyai banyak pahala kebaikan seperti dikabarkan dalam sebuah hadis berikut ini. Nabi SAW bersabda:
"Apakah redha, hai golongan wanita, bahwasanya seorang wanita yang sedang hamil dari suaminya, yang telah dinikahi dengan halal (menurut syariat Islam), Allah membenkan pahala kepadanya sebagaimana pahala orang berjihad fisabilillah. Apabila ia merasa sakit untuk melahirkan anaknya maka ia mendapat pahala yang banyak sekali sehingga manusia tidak mengerti seberapa banyaknya pahala itu. Apabila telah lahir lalu disusui, bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya Allah memberi dia pahala satu kebaikan. Apabila si ibu semalaman tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberi pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah."
(Riwayat Al Hassan bin Safwan, Thabrani Jan Ibnu As Sahir dan Salamah yang menyusukan Sayidina Ibrahim putera daripada Rasulullah).
Namun demikian sebagian besar ibu yang mengandung mudah hilang kesabaran karena merasa tidak nyaman. Jauhilah sifat pemarah, merajuk dan sebagainya agar anak yang dilahirkan jiwanya kuat dengan kebaikan.
Jaga adab-adab, contohnya jangan makan sambil berjalan, durhaka kepada suami dan lain-lain, karena akhlak ibu yang mengandung akan mempengaruhi watak dan akhlak anak dalam kandungannya.
Dilarang menyakiti atau menyiksa binatang, dikuatirkan balasan Allah ditimpakan kepada anak yang dikandung.
Pergaulan suami isteri hendaklah beradab
Pendidikan anak-anak berawal sebelum ayah dan ibu menikah. Sebab itulah sangat penting pemilihan jodoh dan juga majlis akad nikah harus dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam.
Janin yang sedang tumbuh besar lebih-lebih setelah kandungan berusia enam bulan adalah makhluk yang pandai dan memiliki berbagai kemampuan diantaranya:
Janin dapat melihat, mendengar dan belajar di dalam kandungan.
Perasaan gelisah, resah, yang sukar diatasi sudah memberi pengaruh buruk kepada pribadi bayi sebelum lahir. Sebaliknya perasaan seperti riang gembira dan pengharapan memberi satu masukan positif dalam perkembangan emosi bagi bayi.
Perasaan bapak (suami) kepada ibu (isteri) dan anak yang dikandungnya juga adalah faktor terpenting yang menjamin keberhasilan dan kesempurnaan pertumbuhan bayi dalam rahim.
Berdasarkan sensitifnya perasaan janin itu, para ibu bapak perlulah:
Mementingkan soal-soal kebaikan dan dalam waktu yang sama menjauhi keburukan.
Yang paling utama, si ibu hendaklah selalu bersangka baik dengan Allah. Untuk itu berdoalah kepada Allah agar anak yang sedang dikandung itu menjadi anak soleh, berilmu, beriman dan bertaqwa
Perbanyak membaca Al Quran dan menghayati isinya terutama Surah At Taubah, Surah Maryam, Surah Yusuf dan Surah Luqman
Surah-surah itu sebaik-baiknya dibaca di waktu setelah shalat Subuh dan sebelum tidur
Bacalah di samping mengharapkan anak yang dikandung itu selamat dan mudah dilahirkan.
Membaca dan menghayati kisah-kisah orang soleh zaman dahulu.
Secara ringkas, seorang ibu yang sedang mengandung itu hendaklah menjaga:
Penglihatan
Pendengaran
Percakapan
Makan minum
Sikap
Sumber
http://pendidikan-anak.org
Rabu, 22 Juni 2011
Pertemuan Komite TK/KB IT AZ Zahra
Sekolah berada pada jantung komunitas atau masyarakat setempat.Demikian pulalah sebenarnya hakikat sekolah di mata hati keluarga dan masyarakat di Indonesia. Untuk memantapkan dan mengembangkan tradisi tersebut, maka dibentuklah satu lembaga yang dikenal dengan nama generik Komite Sekolah.
Peran utama Komite Sekolah, yakni sebagai (1) badan yang memberikan pertimbangan (advisory agency), (2) badan yang memberikan dukungan kepada sekolah (supporting agency), (3) badan yang mengawasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah
3(controlling agency), dan (4) badan yang menjadi penghubung antara sekolah dengan orangtua dan masyarakat (mediator);
Peran utama Komite Sekolah, yakni sebagai (1) badan yang memberikan pertimbangan (advisory agency), (2) badan yang memberikan dukungan kepada sekolah (supporting agency), (3) badan yang mengawasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah
3(controlling agency), dan (4) badan yang menjadi penghubung antara sekolah dengan orangtua dan masyarakat (mediator);
BERENANG
Berenang mempunyai banyakmanfaat bagi anak usia dini , seperti :
• Melatih motorik kasar Melalui berenang ia menggerakkan semua anggota tubuhnya yang secara otomatis melatih motorik kasarnya.
• Melatih keseimbangan tubuh Saat ia mengambang di atas air ia dituntut untuk melatih keseimbangan tubuhnya. Dengan mencoba berbagai gaya ia mulai melatih koordinasi antara gerakan tangan dan tubuhnya. Dengan berenang berbagai indera pun dirangsang.
• Membuat tidurnya berkualitas Setelah berenang ia akan merasa lelah dan tidurnya pun akan lebih lelap dan berkualitas. Jangan lupa untuk mengisi perutnya sebelum tidur supaya ia tidak terbangun tengah malam.(Sumber: infobunda.com)
Menyadari manfaat tersebut beberapawaktu yang lalu TK/KB IT Aza Zahra melakukan kegiatan wisata berenang.
• Melatih motorik kasar Melalui berenang ia menggerakkan semua anggota tubuhnya yang secara otomatis melatih motorik kasarnya.
• Melatih keseimbangan tubuh Saat ia mengambang di atas air ia dituntut untuk melatih keseimbangan tubuhnya. Dengan mencoba berbagai gaya ia mulai melatih koordinasi antara gerakan tangan dan tubuhnya. Dengan berenang berbagai indera pun dirangsang.
• Membuat tidurnya berkualitas Setelah berenang ia akan merasa lelah dan tidurnya pun akan lebih lelap dan berkualitas. Jangan lupa untuk mengisi perutnya sebelum tidur supaya ia tidak terbangun tengah malam.(Sumber: infobunda.com)
Menyadari manfaat tersebut beberapawaktu yang lalu TK/KB IT Aza Zahra melakukan kegiatan wisata berenang.
KUNJUNGAN KE PABRIK GENTENG
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah dengan menerapkan metode out door study atau metode di luar ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa. Karjawati (1995) menyatakan bahwa metode out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode out door study lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungaan. Metode out door study pada pengajaran Aanak usia dini menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerjasama atau gotong royong .Beberapawaktu yang lalu TK/KB IT AZ-Zahra mengadakan kunjunag ke Pabrik Genteng di Pejagoan
DONGENG UNTUK ANAK
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses kegiatan yang menyebabkan guru dan murid melakukan suatu kegiatan bersama-sama atau bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran ini tercapai maka seorang guru harus mampu mempersiapkan komponen-komponen penunjang pembelajaran, mulai dari menjabarkan kurikulum hingga membuat skenario pembelajaran di kelas. Penjabaran tujuan ini harus sesuai dengan karakteristik siswanya, agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan dapat diserap siswa dengan optimal. Untuk mengoptimalkannya guru harus dapat memilih media yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajarannya. Pembelajaran dengan mengintegrasikan media dianggap lebih efektif dibandingkan dengan tanpa mengintegrasikan media, apalagi pada tingkat pendidikan anak usia dini.
Kegiatan mendongeng dapat dilakukan oleh siapa saja, misalnya di rumah, mendongeng dapat dilakukan oleh orang tua, di sekolah dilakukan oleh guru, dan di masyarakat luas kegiatan mendongeng sering dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap perkembangan jiwa anak dan sastra anak. Oleh karena itu para pendongeng tahu benar bahwa dongeng dapat memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai hidup dan kehidupan. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai keindahan dan nilai moral. Kedua nilai inilah yang akan meresap dan berkembang dalam diri anak secara alami.
Kegiatan mendongeng dapat dilakukan oleh siapa saja, misalnya di rumah, mendongeng dapat dilakukan oleh orang tua, di sekolah dilakukan oleh guru, dan di masyarakat luas kegiatan mendongeng sering dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap perkembangan jiwa anak dan sastra anak. Oleh karena itu para pendongeng tahu benar bahwa dongeng dapat memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai hidup dan kehidupan. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai keindahan dan nilai moral. Kedua nilai inilah yang akan meresap dan berkembang dalam diri anak secara alami.
Selasa, 21 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)